Ujian (musibah) yang Allah ‘Azza wa Jalla timpakan kepada seorang hamba. Penulis berkata, “Di antara hal yang menghapus dampak dosa adalah musibah-musibah yang menjadi penebus dosa.” Yaitu segala sesuatu yang menyakitkan, baik berupa rasa gelisah, kesedihan, maupun gangguan pada harta, kehormatan, tubuh, atau selainnya.
Namun semua itu bukan berasal dari perbuatan hamba, melainkan atas kehendak dan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, ujian akan senantiasa menimpa hamba-Nya yang beriman, hingga ia berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak membawa satu pun dosa.
Kelak pada Hari Kiamat, ketika catatan amal diperlihatkan, manusia akan berangan-angan seandainya mereka menjadi orang yang paling berat ujiannya di dunia, karena mereka melihat pada hari itu betapa musibah telah menghapus dosa dan mengangkat derajat orang-orang yang diuji di dunia.
Inilah makna dari ucapan sebagian salaf dari kalangan tabi’in, seperti Abu Rafi’, bahwa mereka lebih bergembira dengan musibah dibandingkan mendapat pemberian. Orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi, lalu orang-orang yang semisal, dan yang semisal setelahnya. Manusia diuji sesuai kadar agamanya. Dan ujian terus menimpa seorang mukmin hingga ia berjalan di muka bumi tanpa membawa satu pun dosa.
Tujuan dari semua ini adalah agar manusia menyadari bahwa musibah yang menimpa seseorang merupakan penghapus dosa-dosanya dan rahmat dari Allah ‘Azza wa Jalla untuknya.
“Dan sungguh, Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
“Alif Lam Mim. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ sementara mereka tidak diuji?” (QS. Al-‘Ankabut: 1-2)
“Sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka. Maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang jujur dan mengetahui pula orang-orang yang dusta.” (QS. Al-‘Ankabut: 3)
Ucapan penulis di sini dimulai dengan menyebut hamm (kegundahan hati), karena hal paling besar yang dengannya Allah ‘Azza wa Jalla menghapus dosa adalah rasa hamm (kegundahan hati).
Dalam kitab Al-Qadar karya Abdullah bin Wahb rahimahullah Ta‘ala disebutkan, bahwa Al-Hasan bin Abil Hasan Al-Bashri rahimahullah Ta‘ala berkata:
“Hal yang paling besar didapati oleh seorang mukmin dalam catatan amal kebaikannya pada Hari Kiamat adalah segala rasa gundah dan kesedihan yang menimpanya di dunia.”
Kegundahan hati adalah perkara yang sangat besar. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun pernah ditimpa kegundahan yang sangat dahsyat, yang tidak pernah dialami seorang pun sebelumnya.
Kemudian penulis berkata, “Atau kesedihan.” Perbedaan antara hamm (kegundahan hati) dan hazn (kesedihan) adalah: hamm untuk perkara yang belum terjadi, sedangkan hazn (kesedihan) berkaitan sesuatu yang telah berlalu, seperti kehilangan orang yang dicintai, orang terdekat, harta, pekerjaan, atau hal-hal lainnya.
Kemudian penulis berkata, “Atau gangguan pada harta atau kehormatan.” Yang dimaksud dengan gangguan pada kehormatan di sini adalah ucapan yang menyakitkan tentang dirinya dan kehormatannya. “Atau pada tubuh, atau selain itu.”
Namun semua itu bukan berasal dari perbuatan hamba, melainkan dari perbuatan Al-Jabbār (Allah Yang Maha Perkasa) Jalla wa ‘Ala, dan ini merupakan rahmat-Nya bagi orang yang beriman, bukan bagi selainnya.
“Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Itulah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar dan beriman.
====
الِابْتِلَاءُ الَّذِي يُصِيبُهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ الْعَبْدَ قَالَ وَمِمَّا يُزِيْلُ مُوجِبَ الذُّنُوبِ الْمَصَائِبُ الْمُكَفِّرَةُ وَهِيَ كُلُّ مَا يُؤْلِمُ مِنْ هَمٍّ أَوْ حَزَنٍ أَوْ أَذًى فِي مَالٍ أَوْ عِرْضٍ أَوْ جَسَدٍ أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ
وَلَكِنَّ هَذَا لَيْسَ مِنْ فِعْلِ الْعَبْدِ وَإِنَّمَا هُوَ بِإِرَادَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَتَقْدِيرِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَلِذَلِكَ لَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ الْمُؤْمِنِ حَتَّى يَمْشِيَ عَلَى الْأَرْضِ وَلَيْسَتْ عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
وَإِذَا جِيءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعُرِضَتْ صَحَائِفُ الْأَعْمَالِ جَاءَ أَنَّ النَّاسَ يَتَمَنَّوْنَ أَنْ يَكُونُوا مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ بَلَاءً فِي الدُّنْيَا لِمَا يَرَوْنَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ تَكْفِيرِ الذُّنُوبِ وَرِفْعَةِ الدَّرَجَاتِ لِمَنِ ابْتُلِيَ فِي الدُّنْيَا
وَهَذَا مَعْنَى قَوْلِ بَعْضِ السَّلَفِ مِنَ التَّابِعِينَ كَأَبِي رَافِعٍ كَانُوا يَفْرَحُونَ بِالْبَلَاءِ أَشَدَّ مِنْ فَرَحِهِمْ بِالعَطَاءِ أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ يُبْتَلَى النَّاسُ عَلَى قَدْرِ دِيْنِهِ وَمَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالرَّجُلِ الْمُؤْمِنِ حَتَّى يَمْشِيَ عَلَى الْأَرْضِ وَلَيْسَتْ عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
الْمَقْصُودُ مِنْ هَذَا كُلِّهِ أَنَّ الْإِنْسَانَ يَعْرِفُ أَنَّ هَذِهِ الْبَلَاءَ الَّتِي تُصِيبُ الْمَرْءَ مُكَفِّرَاتٌ لِذُنُوبِهِ وَهِي رَحْمَةٌ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
ألم أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
وَقَوْلُ الْمُصَنِّفِ هُنَا بَدَأَ الْمُصَنِّفُ بِهَمٍّ لِأَنَّ أَعْظَمَ مَا يُكَفِّرُ بِهِ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الذُّنُوبَ الْهَمُّ
وَقَدْ جَاءَ فِي كِتَابِ الْقَدَرِ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَهْبٍ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَّ الْحَسَنَ بْنَ أَبِي الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى قَالَ
أَعْظَمُ مَا يَجِدُهُ الْمُؤْمِنُ فِي صَحِيفَةِ حَسَنَاتِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا أُصِيبَ بِهِ مِنْ هَمٍّ وَحَزَنٍ فِي الدُّنْيَا
الْهَمُّ أَمْرُهُ عَظِيمٌ وَلِذَلِكَ أُصِيْبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَمٍّ عَظِيمٍ لَمْ يُصَبْ بِهِ أَحَدٌ
ثُمَّ قَالَ أَوْ حَزَنٍ وَالْفَرْقُ بَيْنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ الْهَمُّ لِلْأَمْرِ الْمُسْتَقْبَلِ وَالْحَزَنُ عَلَى مَا مَضَى إِذَا فَقَدَ حَبِيبًا أَوْ عَزِيْزًا أَوْ مَالًا أَوْ وَظِيفَةً أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ مِنَ الْأُمُورِ
قَالَ أَوْ أَذًى فِي مَالٍ أَوْ عِرْضٍ الْعِرْضُ الْمَقْصُودُ الْكَلَامُ فِيهِ وَفِي عِرْضِهِ أَوْ جَسَدٍ أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ
وَلَكِنْ لَيْسَ هَذَا مِنْ فِعْلِ الْعَبْدِ وَإِنَّمَا هُوَ مِنْ فِعْلِ الْجَبَّارِ جَلَّ وَعَلَا وَهُوَ رَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِ دُونَ مَنْ عَدَاهُ
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
وَهُوَ بُشْرَى لِلصَّابِرِيْنَ وَالْمُؤْمِنِيْنَ