Muna bertanya tentang sebuah fenomena yang akhir-akhir ini mulai banyak tersebar, yaitu sebagian orang yang pergi ke Makkah, lalu mengambil foto atau video di pelataran tawaf, di depan Ka’bah, sambil membawa selembar kertas—kertas tersebut berisi doa, misalnya, baik untuk seseorang, atau komunitas tertentu secara umum. Ia memotret kertas itu dengan latar belakang Ka’bah. Apa arahan Anda mengenai perbuatan semacam ini?
Dia memotret kertas tersebut, ya? Betul, di kertas itu tertulis doa. Ia berada di pelataran tawaf, memotret kertas itu dengan latar belakang Ka’bah—seolah-olah berkata, “Aku telah mendoakan kalian di tempat ini.” Oh, baik. Perbuatan seperti ini dapat membuka pintu riya (pamer ibadah).
Padahal, ini adalah ibadah, bukan ajang untuk pamer atau dijadikan tontonan dan dokumentasi semacam itu. Bisa jadi, ini justru menjadi sebab gugurnya amal. Sayangnya, kita menyaksikan hal ini terjadi di pelataran tawaf dan sa’i. Bahkan, aku melihat sendiri ada orang yang sedang mencukur rambutnya lalu merekamnya dan menayangkannya secara langsung (live streaming).
Semua ini bertentangan dengan tuntutan utama dalam ibadah, yaitu keikhlasan. Karena itu, perbuatan semacam ini adalah perbuatan yang mungkar (tercela). Yaitu, aktivitas foto dan pamer yang menyertai tawaf, sa’i, dan ibadah lainnya, ini adalah perbuatan mungkar, karena ia membuka celah riya. Bisa jadi ini menjadi sebab tidak diterimanya amalan tersebut.
Oleh sebab itu, hendaklah perbuatan ini dihindari. Bagi siapa pun yang hendak melaksanakan umrah, haji, atau tawaf dan sa’i secara umum hendaknya ia menghadirkan niat yang ikhlas hanya untuk Allah ‘Azza wa Jalla.
Hendaknya juga ia menjauh dari ponsel, media sosial, serta segala bentuk dokumentasi dan pengambilan gambar. Bahkan, sebagian orang sampai memotret dirinya sendiri dan menayangkan gambar-gambar itu secara langsung kepada sebagian orang lainnya. Seolah ia berkata kepada orang-orang: “Lihat aku sedang tawaf! Lihat aku sedang sa’i!”—ini adalah riya yang nyata! Padahal riya dapat menggugurkan amal. Allah Ta’ala berfirman dalam Hadis Qudsi:
“Barang siapa melakukan suatu amal, dan ia mempersekutukan-Ku dalam amal itu dengan selain-Ku, maka Aku tinggalkan dia bersama kesyirikannya.” (HR. Muslim).
====
مُنَى سَأَلَتْ عَنْ ظَاهِرَةٍ بَدَأَتْ تَنْتَشِرُ الْفَتْرَةَ الْأَخِيرَةَ الْبَعْضُ يَذْهَبُ إِلَى مَكَّةَ وَيُصَوِّرُ فِي صَحْنِ الْمَطَافِ أَمَامَ الْكَعْبَةِ مَعَهُ وَرَقَةٌ هَذِهِ الْوَرَقَةُ فِيهَا دُعَاءٌ مَثَلًا إِمَّا لِشَخْصٍ مُعَيَّنٍ أَوْ لِمَجْمُوعَةٍ بِشَكْلٍ عَامٍّ يُصَوِّرُ الْوَرَقَةَ وَمِنْ خَلْفِهَا الْكَعْبَةُ فَمَا تَوْجِيهُكُمْ فِي مِثْلِ هَذِهِ الْأَعْمَالِ؟
صَوَّرَ الْوَرَقَةَ وَمَاذَا؟ نَعَمْ الْوَرَقَةُ مَكْتُوبٌ فِيهَا دُعَاءٌ هُوَ فِي صَحْنِ الْمَطَافِ يُصَوِّرُ الْوَرَقَةَ وَمِنْ خَلْفِهَا الْكَعْبَةُ يَعْنِي كَأَنَّهُ يَقُولُ دَعَوتُ لَكُمْ فِي هَذَا الْمَكَانِ أَيْ نَعَمْ هَذَا الْعَمَلُ مَدْعَاةٌ لِلرِّيَاءِ
وَهَذِهِ عِبَادَةٌ لَيْسَتْ مَجَالًا لِلْمُبَاهَاةِ وَلِلتَّصْوِيرِ وَنَحْوِ ذَلِكَ فَإِنَّ هَذَا رُبَّمَا يَكُونُ سَبَبًا لِحُبُوطِ الْعَمَلِ وَهَذَا مَعَ الْأَسَفِ نَجِدُهُ فِي الْمَطَافِ وَفِي الْمَسْعَى بَلْ حَتَّى رَأَيْتُ مَنْ يَحْلِقُ رَأْسَهُ وَيُصَوِّرُ يَبُثُّ هَذَا عَلَى الْهَوَاءِ مُبَاشَرَةً
هَذِهِ كُلُّهَا أُمُورٌ تَتَنَافَى مَعَ مَا هُوَ مَطْلُوبٌ فِي الْعِبَادَةِ مِنَ الْإِخْلَاصِ وَلِذَلِك هَذَا الْعَمَلُ عَمَلٌ مُنْكَرٌ يَعْنِي هَذَا الَّذِي يُصَاحِبُ الطَّوَافَ وَالسَّعْيَ وَالْعِبَادَاتِ مِنَ التَّصْوِيرِ وَالْمُبَاهَاةِ هَذَا عَمَلٌ مُنْكَرٌ لِأَنَّ هَذَا مَدْعَاةٌ لِلرَّيَاءِ وَهَذَا قَدْ يَكُونُ سَبَبًا لِعَدَمِ قَبُولِ ذَلِكَ الْعَمَلِ
فَيَنْبَغِي تَرْكُ ذَلِكَ وَيَنْبَغِي لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ بِالْعُمْرَةِ أَوْ بِالْحَجِّ أَوْ يَطُوفُ عُمُومًا أَوْ يَسْعَى أَنْ يَسْتَحْضِرَ إِخْلَاصَ النِّيَّةِ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
وَأَنْ يَبْتَعِدَ عَنِ الْجَوَّالِ وَعَنْ وَسَائِلِ التَّوَاصُلِ وَعَنِ التَّصْوِيْرِ بِجَمِيْعِ أَشْكَالِهِ وَصُوَرِهِ بَلْ بَلَغَ الْحَالُ بِبَعْضِ النَّاسِ أَنَّهُ يُصَوِّرُ نَفْسَهُ وَيَبُثُّ هَذِهِ الصُّوَرَ عَلَى الْهَوَاءِ مُبَاشَرَةً لِبَعْضِ النَّاسِ كَأَنَّهُ يَقُولُ لِلنَّاسِ اُنْظُرُونِي أَطُوفُ اُنْظُرُونِي أَسْعَى هَذَا هُوَ الرِّيَاءُ بِعَيْنِهِ وَالرِّيَاءُ مُحْبِطٌ لِلْعَمَلِ وَاللَّهُ تَعَالَى يَقُولُ فِي الْحَدِيثِ الْقُدْسِيِّ
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ