Waspada: Empat Sebab Terjadinya Musibah – Syaikh Abdurrazzaq al-Badr #NasehatUlama

Imam Ahmad berkata: Aswad bin Amir meriwayatkan kepada kami
bahwa Abu Bakar meriwayatkan kepada kami dari al-A’masy dari ‘Atha’ bin Rabah
dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‘Jika orang-orang telah pelit terhadap dinar dan dirham,
melakukan jual beli dengan cara ‘inah, dan mengikuti ekor-ekor sapi,
serta meninggalkan jihad di jalan Allah,
maka Allah akan menurunkan musibah kepada mereka.

Allah tidak akan mengangkat musibah itu, hingga mereka kembali ke agama mereka.’”
Diriwayatkan Abu Dawud dengan sanad yang hasan.

Hadis ini dihasankan sanadnya oleh Ibnu al-Qayyim dan gurunya, Ibnu Taimiyah rahimahullah.
Sanadnya dihasankan oleh banyak ulama.

Dalam hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan empat perkara,
jika empat perkara ini ada, maka itu menjadi sebab turunnya musibah.
Musibah yang tidak akan diangkat, hingga manusia kembali kepada agama mereka.

[PERTAMA]
Yang pertama, jika manusia pelit terhadap dinar dan dirham.
Yakni mereka menjadi pelit dan bakhil.

Mereka tidak mengeluarkan infak
yang telah diwajibkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap mereka.

Mereka tidak membayar zakat atas harta mereka, tidak pula membayar
infak yang Allah wajibkan terhadap mereka,
karena dalam diri mereka terdapat sifat pelit dan bakhil.

[KEDUA]
Kedua, melakukan jual beli dengan cara ‘inah.
Melakukan jual beli dengan cara ‘inah.

Jual beli dengan cara ‘inah yakni
apabila seseorang membeli barang dari orang lain
dengan cara kredit.

Dengan cara kredit, dengan contoh seperti ini: seseorang membeli mobil dari orang lain dengan harga 10 ribu real
secara kredit, semisal dengan tenggang waktu 10 bulan, setiap bulan seribu real.

Namun, setelah ia membelinya,
orang yang menjual mobil itu kembali membelinya dari pembeli tersebut
dengan cara kontan, tapi dengan harga yang lebih rendah, semisal dengan harga 8 ribu real saja.

Sehingga mobil itu kembali ke tangan penjual pertama.
Yakni barang itu tetap menjadi milik penjual pertama,
tetapi model transaksi tersebut menjadi utang yang mengandung riba.
Utang riba yang berbunga.

Mereka menjadikan barang itu sebagai media untuk transaksi riba secara terang-terangan.
Ia menjual barang dengan kredit, lalu segera membelinya lagi
dengan cara kontan.

Sehingga hasilnya adalah ia memberinya uang dengan bunga (riba).
Ia memberinya uang dengan bunga (riba)
yang harus dibayar bertahap selama beberapa bulan.

Rasulullah bersabda, “Dan kalian melakukan jual beli secara ‘inah …”

[KETIGA]
Sebab ketiga, mereka mengikuti ekor-ekor sapi.
Yakni mereka terpaut dengan perkara duniawi dan saling berselisih untuk mendapatkannya.
Perkara duniawi adalah tujuan mereka dan yang selalu menyibukkan mereka.

[KEEMPAT]
(Sebab keempat), mereka meninggalkan jihad di jalan Allah
yang merupakan puncak tertinggi dari Islam
Allah akan menurunkan musibah kepada mereka, dan tidak akan mengangkatnya hingga mereka kembali kepada agama mereka.
Demikian.

====

وَقَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ حَدَّثَنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ

قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ

إِذَا ضَنَّ النَّاسُ بِالدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ

وَتَبَايَعُوْا بِالْعِينَةِ وَتَبِعُوْا أَذْنَابَ الْبَقَرِ

وَتَرَكُوا الْجِهَادَ فِي سَبِيلِ اللهِ

أَنْزَلَ اللهُ بِهِمْ بَلَاءً

لَا يَرْفَعُهُ حَتَّى يُرَاجِعُوا دِينَهُمْ

رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ

هَذَا الْحَدِيثُ وَقَدْ حَسَّنَ إِسْنَادَهُ ابْنُ الْقَيِّمِ وَأَيْضًا شَيْخُهُ ابْنُ تَيْمِيَّةَ رَحِمَهُ اللهُ

حَسَّنَ إِسْنَادَهُ وَجَمَاعَةٌ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ

ذَكَرَ فِيهِ النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ أَرْبَعَةَ خِصَالٍ

إِذَا وُجِدَتْ كَانَ سَبَبًا لِنُزُولِ الْبَلَاءِ

الْبَلاءُ الَّذِي لَا يُرْفَعُ حَتَّى يُرَاجِعَ النَّاسُ دِينَهُمْ

الْأُولَى إِذَا ضَنَّ النَّاسُ بِالدِّيْنَارِ وَالدِّرْهَمِ

أَيْ أَصْبَحَ فِيهِمُ الشُّحُّ وَالْبُخْلُ

فَلَا يُخْرِجُونَ النَّفَقَةَ

الَّتِي أَوْجَبَهَا اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَيْهِمْ

لَا يُخْرِجُونَ زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ وَلَا يُخْرِجُونَ

النَّفَقَاتِ الَّتِي أَوْجَبَهَا اللهُ عَلَيْهِمْ

لِمَا قَامَ فِي نُفُوسِهِمْ مِنَ الشُّحِّ وَالْبُخْلِ

وَالثَّانِيَةُ التَّبَايُعُ بِالْعِينَةِ

التَّبَايُعُ بِالْعِينَةِ

وَالتَّبَايُعُ بِالْعِينَةِ

أَنْ يَشْتَرِيَ الرَّجُلُ سِلْعَةً مِنْ آخَرَ

بِثَمَنٍ مُؤَجَّلٍ

بِثَمَنٍ مُؤَجَّل يَعْنِي مَثَلًا يَشْتَرِي سَيّارَةً مِنْ شَخْصٍ بِعَشْرَةِ آلَافِ رِيَالٍ

مُقَسَّطَةً عَلَى مَثَلًا عَشْرَةِ شُهُورٍ كُلَّ شَهْرٍ أَلْفٌ

مُجَرَّدُ مَا يَشْتَرِيْهَا

الَّذِي بَاعَهُ يَشْتَرِيْهَا مِنْهُ

بِثَمَنٍ مُعَجَّلٍ أَقَلَّ مِنْ قِيْمَتِهَا بِثَمَانِيَةِ آلَافِ رِيَالٍ

فَتَرْجِعُ لِلْبَائِعِ الْأَوَّلِ

يَعْنِي الْعَيْنُ بَاقِيَةٌ لِلْبَائِعِ الْأَوَّلِ

لَكِنْ يَعْنِي صُورَةُ الْعَمَلِ وُصُولٌ إِلَى الْقَرْضِ الرِّبَوِيِّ

الْقَرْضُ الرِّبَوِيُّ بِالْفَائِدَةِ

وَيَجْعَلُونَ هَذِهِ الْعَيْنَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ يَعْنِي الْمُرَابَاةِ الْعَلَنِيَّةِ

فَيَبِيْعُهُ السِّلْعَةَ بِثَمَنٍ مُؤَجَّلٍ ثُمَّ يَبْتَاعُهَا مِنْهُ فَوْرًا

بِثَمَنٍ مُعَجَّلٍ

فَيَكُونُ حَاصِلُ الْأَمْرِ أَنَّهُ أَعْطَاهُ مَالًا بِفَائِدَةٍ

أَعْطَاهُ مَالًا بِفَائِدَةٍ

مُقَسَّطًا عَلَيْهِ لِمُدَّةِ شُهُورٍ

قَالَ وَتَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ

وَالثَّالِثَةُ تَبِعُوْا أَذْنَابَ الْبَقَرِ

يَعْنِي تَعَلَّقُوْا تَعَلُّقًا بِالدُّنْيَا وَأَصْبَحَ مُتَكَالِبِيْنَ عَلَيْهَا

هِيَ هِمَّتُهُمْ وَشُغْلُهُمُ الشَّاغِلُ

وَتَرَكُوا الْجِهَادَ فِي سَبِيلِ اللهِ

الَّذِي هُوَ ذِرْوَةُ سَنَامِ الْإِسْلَامِ

أَنْزَلَ اللهُ بِهِمْ بَلَاءً لَا يَرْفَعُهُ حَتَّى يُرَاجِعُوا دِينَهُمْ

نَعَم

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.