Sedekah Tapi Malah Dapat Dosa? Ini Kesalahan yang Sering tak Disadari – Syaikh Sa’ad Al-Khatslan

Seseorang terkadang bersedekah dengan ikhlas karena Allah ‘Azza wa Jalla. Ia pun menyalurkan sedekah itu kepada orang yang berhak menerimanya.

Meskipun demikian, sedekah itu tidak Allah terima darinya. Mengapa? Karena ia mengiringi sedekah tersebut dengan menyebut-nyebut dan menyakiti hati penerima.

Sesungguhnya, menyebut-nyebut pemberian dan menyakiti hati penerima dapat membatalkan pahala sedekah sepenuhnya.Seperti yang difirmankan Allah Ta’ala:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian batalkan pahala sedekah kalian dengan menyebut-nyebut dan menyakiti hati penerima seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya di hadapan manusia, dan tidak beriman kepada Allah dan hari akhir…” (QS. Al-Baqarah: 264).

Kemudian Allah membuat perumpamaan yang menakjubkan. “Perumpamaannya (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, lalu batu itu diguyur hujan deras sehingga meninggalkannya dalam keadaan bersih (tanpa bekas debu).” (QS. Al-Baqarah: 264).

Bagaimana menurutmu jika ada batu licin yang di atasnya ada debu, lalu turun hujan deras? Apakah debu itu akan tetap menempel di batu tersebut? Begitulah, menyebut-nyebut pemberian dan menyakiti hati penerima menghilangkan pahala sedekah sepenuhnya, sebagaimana hujan deras menghapus debu di atas batu yang licin.

Oleh sebab itu, di antara hal penting ketika bersedekah kepada orang fakir adalah menjaga kehormatannya. Karena, jika kamu hendak bersedekah tetapi melukai harga dirinya, maka tidak ada kebaikan dalam sedekah semacam itu.

Sebagaimana firman Allah: “Ucapan yang baik dan pemberian maaf itu lebih baik daripada sedekah yang disertai dengan menyakiti hati penerima.” (QS. Al-Baqarah: 263).

Jika kamu hendak bersedekah, tapi menyakiti kehormatan fakir miskin dengan menyebut-nyebut dan menyakiti hatinya, maka tidak usah bersedekah! Sebaliknya, ucapkanlah kata-kata yang baik padanya. Ucapkanlah padanya kalimat yang lembut. Itu lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan menyebut-nyebut dan menyakiti hatinya.

Makna menyebut-nyebut pemberian adalah ketika seseorang mengungkit-ungkit nikmat (pemberian) dan kebaikan yang telah ia berikan kepada fakir miskin. Semisal berkata, “Bukankah aku sudah memberimu ini dan itu? Bukankah aku sudah melakukan ini dan itu untukmu?” dan semacamnya. Ia mengungkit pemberian itu, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sedangkan makna menyakiti, ialah dengan melontarkan kata-kata yang menyakiti perasaan penerima. Ia mengucapkan kepadanya ucapan yang tidak pantas diucapkan, yang membuat si fakir miskin terluka perasaannya, bahkan mungkin melukai harga dirinya.

Oleh sebab itu, orang yang bersedekah hendaknya menjaga kehormatan fakir miskin saat memberinya. Jangan sampai ia mengiringi sedekah tersebut dengan menyebut-nyebut pemberian dan menyakiti perasaannya. Jika nantinya ia mengiringi sedekah itu dengan menyebut-nyebut dan menyakitinya maka lebih baik ia mengucapkan kata-kata yang baik saja daripada bersedekah.

“Ucapan yang baik dan pemberian maaf itu lebih baik daripada sedekah yang disertai dengan menyakiti hati penerima.” (QS. Al-Baqarah: 263).

Oleh sebab itu, saudara-saudara, ketika kita mencermati sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Tidak ada hasad (yang diperbolehkan) kecuali terhadap dua golongan…” (HR. Bukhari & Muslim).

Pertama-tama, beliau menyebutkan seseorang yang diberi harta oleh Allah, lalu ia menghabiskannya di jalan yang benar. Perhatikan sabda beliau: “menghabiskan”. Seolah-olah ia benar-benar menghabiskan harta itu dan memutus hubungannya dengan harta itu. Sehingga ia tidak mengiringinya dengan mengungkit-ungkit atau menyakiti perasaan penerima. Ia bersedekah karena Allah ‘Azza wa Jalla.

“Sungguh kami memberi makan kepada kalian hanya karena mengharap wajah Allah. Kami tidak mengharapkan balasan maupun ucapan terima kasih dari kalian.” (QS. Al-Insan: 9).

Adapun orang yang mengungkit-ungkit sedekahnya dan menyakiti si miskin dengan kata-kata yang tidak pantas,maka itu dapat membatalkan pahala sedekahnya. Ini termasuk celah masuknya setan ke dalam hati manusia.

Sebagian orang tampak sebagai orang dermawan, suka memberi sedekah, dan ia pun ikhlas karena Allah, bukan karena ingin riya, tetapi ia memiliki akhlak tercela ini: yaitu suka mengungkit pemberian dan menyakiti perasaan penerima. Kedua perbuatan ini benar-benar membatalkan pahala sedekah seluruhnya.

Inilah salah satu pintu masuk setan ke dalam diri manusia. Karena itu, seorang muslim harus berhati-hati saat bersedekah. Ia harus menjaga kehormatan fakir miskin penerima sedekah, dan menjadikan ini sebagai prinsip hidupnya. Saat ia bersedekah, berbuat baik, maupun ketika memberikan bantuan secara umum, hendaknya ia menjauhi segala bentuk menyebut-nyebut dan menyakiti dalam bentuk apa pun.

====

قَدْ يَتَصَدَّقُ الْإِنْسَانُ بِصَدَقَةٍ مُخْلِصًا فِيهَا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَيُوصِلُ هَذِهِ الصَّدَقَةَ لِمُسْتَحِقِّيْهَا

وَمَعَ ذَلِكَ لَا تُقْبَلُ مِنْهُ هَذِهِ الصَّدَقَةُ لِمَاذَا؟ لِأَنَّهُ أَلْحَقَ هَذِهِ الصَّدَقَةَ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى

فَإِنَّ الْمَنَّ وَالْأَذَى يُبْطِلُ أَجْرَ الصَّدَقَةِ تَمَامًا كَمَا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِيَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

ثُمَّ ضَرَبَ اللَّهُ تَعَالَى مَثَلًا عَجِيبًا فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ يَعْنِي حَجَرٍ أَمْلَسَ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ يَعْنِي مَطَرٌ غَزِيرٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا

مَا ظَنُّكَ بِحَجَرٍ أَمْلَسَ عَلَيْهِ تُرَابٌ نَزَلَ عَلَيْهِ مَطَرٌ غَزِيرٌ هَلْ يَبْقَى شَيْءٌ مِنْ ذَلِكَ التُّرَابُ؟ هَكَذَا الْمِنَّةُ وَالْأَذَى تُذْهِبُ الْأَجْرَ تَمَامًا كَمَا يُذْهِبُ الْمَطَرُ الْغَزِيرُ التُّرَابَ عَلَى الْحَجَرِ الْأَمْلَسِ

وَلِهَذَا فَمِنَ الْمُهِمِّ عِنْدَ الصَّدَقَةِ عَلَى الْفَقِيرِ حِفْظُ كَرَامَتِهِ وَإِلَّا إِذَا كُنْتُ سَتَتَصَدَّقُ عَلَيْهِ وَتَجْرَحُ كَرَامَتَهُ فَلَا خَيْرَ فِي هَذِهِ الصَّدَقَةِ

كَمَا قَالَ رَبُّنَا سُبْحَانَهُ قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى

إِذَا كُنْتَ سَتَتَصَدَّقُ وَتَجْرَحُ كَرَامَةَ الْفَقِيرِ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى فَلَا تَتَصَدَّقْ إِذًا وَإِنَّمَا قُلْ لَهُ قَوْلًا مَعْرُوفًا قُلْ لَهُ كَلَامًا حَسَنًا هَذَا خَيْرٌ مِنَ الصَّدَقَةِ الَّتِي يَتْبَعُهَا الْمَنُّ وَالْأَذَى

وَالْمَنُّ أَنَّ الْإِنْسَانَ يُعَدِّدُ نِعَمَهُ وَمَعْرُوفَهُ عَلَى ذَلِكَ الْفَقِيرِ فَيَقُولُ أَلَمْ أُعْطِكَ كَذَا وَأَفْعَلْ بِكَ كَذَا وَنَحْوَ ذَلِكَ فَهُوَ يَمْتَنُّ عَلَيْهِ بِطَرِيقٍ مُبَاشِرٍ أَوْ بِغَيْرِ مُبَاشِرٍ

وَالْأَذَى أَنْ يُلْقِيَ عَلَيْهِ كَلَامًا جَارِحًا فَيَتَكَلَّمُ عَلَيْهِ بِكَلَامٍ غَيْرِ مُنَاسِبٍ وَبِكَلَامٍ يَتَأَلَّمُ مِنْهُ الْفَقِيرُ وَرُبَّمَا يَجْرَحُ كَرَامَتَهُ

فَعَلَى الْمُتَصَدِّقِ أَنْ يَحْرِصَ عِنْدَ الصَّدَقَةِ عَلَى حِفْظِ كَرَامَةِ الْفَقِيرِ وَأَلَّا يُتْبِعَ هَذِه الصَّدَقَةَ بِالْمِنَّةِ وَالْأَذَى وَإِلَّا إِذَا كَانَ سَيُتْبِعُهَا بِالْمِنَّةِ وَالْأَذَى فَيَقُولُ قَوْلًا مَعْرُوفًا خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَتَصَدَّقَ

قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى

وَلِهَذَا أَيُّهَا الإِخْوَةُ عِنْدَمَا نَتَأَمَّلُ قَوْلَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا حَسَدَ يَعْنِي لَا غِبْطَةَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ

ذَكَرَ أَوَّلًا رَجُلًا ذَكَرَ رَجُلًا أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ تَأَمَّلْ يَعْنِي قَوْلَهُ هَلَكَتِهِ يَعْنِي كَأَنَّهُ أَهْلَكَ هَذَا الْمَالَ وَانْقَطَعَتْ صِلَتُهُ بِهِ فَلَمْ يُتْبِعْهُ مَنًّا وَلَا أَذًى تَصَدَّقَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا

أَمَّا الَّذِي يَمْتَنُّ عَلَى الْفَقِيرِ وَيُؤْذِيهِ بِكَلِمَاتٍ غَيْرِ مُنَاسِبَةٍ فَإِنَّ هَذَا يُبْطِلُ أَجْرَ الصَّدَقَةِ وَهَذِهِ مِنْ مَدَاخِلِ الشَّيْطَانِ عَلَى الْإِنْسَانِ

بَعْضُ النَّاسِ يَكُونُ مُحْسِنًا وَيَبْذُلُ الصَّدَقَاتِ وَيَكُونُ مُخْلِصًا لِلَّهِ يَعْنِي لَيْسَ مُرَائِيًا لَكِنْ عِنْدَهُ هَذَا الْخُلُقُ الذَّمِيْمُ وَهُو الْمِنَّةُ وَالْأَذَى فَهَذَا الْمَنُّ وَالْأَذَى يُبْطِلُ أَجْرَ الصَّدَقَةِ تَمَامًا

وَهَذَا مِنْ مَدَاخِلِ الشَّيْطَانِ عَلَى الْإِنْسَانِ فَيَنْبَغِي أَنْ يَحْرِصَ الْمُسْلِمُ عِنْدَمَا يَتَصَدَّقُ أَنْ يَحْفَظَ كَرَامَةَ الْفَقِيرِ وَأَنْ يَجْعَلَ هَذَا مَبْدَأً لَهُ عِنْدَمَا يَتَصَدَّقُ وَعِنْدَمَا يَبْذُلُ الْخَيْرَ وَعِنْدَمَا يَبْذُلُ الْمَعْرُوفَ عُمُومًا يَبْتَعِدُ عَنْ صُوَرِ الْمِنَّةِ وَالْأَذَى بِأَيِّ وَجْهٍ مِنْ الْوُجُوهِ

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.