Semoga Allah senantiasa melimpahkan kebaikan kepada Anda. Adakah nasihat yang Anda sampaikan bagi orang yang diuji dengan sihir, ‘ain (pandangan hasad atau mata jahat), atau penyakit?
Kita memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla, agar Allah melindungi kita semua dari kejahatan para pelaku kejahatan, menyembuhkan orang-orang yang sakit, serta mengangkat berbagai macam musibah dari mereka yang sedang diuji.
Adapun wasiat yang saya sampaikan kepada orang yang sedang diuji dengan musibah, hendaknya ia mengetahui bahwa seluruh urusan adalah milik Allah, dan tidak ada sesuatu pun yang terjadi di alam semesta ini, kecuali telah diizinkan dan ditetapkan oleh Allah. Hendaknya pula ia bersabar dalam menghadapi musibah itu.
Di antara hal yang membantunya untuk bersabar terhadap musibah itu, adalah menyadari bahwa yang mengujinya adalah Allah, Yang Maha Bijaksana lagi Maha Penyayang, Allah tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, sementara manusia akan dimintai pertanggungjawaban.
Hendaknya ia mengingat bahwa dirinya adalah budaknya Allah, dan seorang tuan berhak melakukan apa yang dia kehendaki terhadap budaknya. Bagaimanakah pula jika sang tuan itu adalah Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Penyayang, yang Dia tidak melakukan sesuatu apa pun kecuali berdasarkan hikmah.
Hendaknya ia juga menyadari bahwa Allah yang mengujinya dengan ujian ini, telah memberikan kepadanya berbagai macam nikmat. Sekiranya ia mau melihat nikmat-nikmat tersebut, niscaya ia akan melihat bahwa musibah ini tenggelam dalam lautan nikmat-nikmat itu.
Hendaknya ia juga menyadari bahwa ujian Allah kepadanya adalah untuk kebaikannya sendiri. Bisa jadi Allah sedang mengingatkannya dari kelalaian, atau Allah ‘Azza wa Jalla ingin menghapus dosa-dosanya, atau Allah ‘Azza wa Jalla ingin mengangkat derajatnya. Berbagai hal ini, dengan izin Allah, akan membantunya untuk bersabar.
Ini dari satu sisi. Sedangkan dari sisi lain, saya wasiatkan kepadanya agar melakukan sebab-sebab yang disyariatkan, seperti melakukan ruqyah (bacaan-bacaan Al-Qur’an dan doa yang disyariatkan untuk penyembuhan), dan memperbanyak membaca (ayat-ayat Al-Qur’an) kepada dirinya sendiri, terutama ayat-ayat yang berkaitan dengan sihir dan hasad (kedengkian).
Tidaklah mengapa ia mengambil tujuh helai daun bidara hijau (sidr), lalu menumbuknya hingga halus dan mencampurnya ke dalam air zamzam, kemudian membaca (ayat-ayat ruqyah) di atas air tersebut dan meminumnya, lalu memakainya untuk mandi.
Tidak mengapa juga ia mengumpulkan bunga-bunga liar dari padang pasir, mengumpulkan bunga-bunga liar yang tumbuh di alam bebas, lalu merendamnya dalam air, kemudian meminumnya, karena hal ini telah diriwayatkan dari para salaf, telah diriwayatkan dari salafus shalih, dan ini termasuk pengobatan indrawi (al-adwiyah al-hissiyyah), yaitu pengobatan secara fisik yang terbukti secara empiris.
Hendaknya juga ia tidak tergesa-gesa dan tidak marah terhadap takdir, tetapi bersabar dan terus berusaha, serta meyakini bahwa Allah ‘Azza wa Jalla tidaklah menurunkan suatu penyakit, kecuali juga menurunkan obatnya. Dengan memperbanyak doa secara sungguh-sungguh, agar Allah ‘Azza wa Jalla mengangkat musibah ini darinya.
====
أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكُمْ هَلْ مِنْ وَصِيَّةٍ تُوْصِيْهَا لِمَنِ ابْتُلِيَ بِسِحْرٍ أَوْ عَيْنٍ أَوْ مَرَضٍ
نَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يَكْفِيَنَا جَمِيعًا شَرَّ الْأَشْرَارِ وَأَنْ يَشْفِيَ الْمَرْضَى وَأَنْ يَرْفَعَ الْبَلَاءَ عَنِ الْمُبْتَلَيْنَ بِأَنْوَاعِهِ
وَالَّذِي أُوْصِي بِهِ مَنِ ابْتُلِيَ بِبَلَاءٍ أَنْ يَعْلَمَ أَنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ وَأَنَّهُ لَا يَقَعُ فِي كَوْنِ اللَّهِ إِلَّا مَا أَذِنَ اللَّهُ بِهِ قَدَرًا وَأَنْ يَصْبِرَ عَلَى الْبَلَاءِ
وَمِمَّا يُعِينُهُ عَلَى الصَّبْرِ عَلَى الْبَلَاءِ أَنْ يَتَذَكَّرَ أَنَّ الْمُبْتَلِي هُوَ اللَّهُ الحَكِيمُ الرَّحِيمُ الَّذِي لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
وَأَنْ يَتَذَكَّرَ أَنَّهُ عَبْدٌ لِلَّهِ وَلِلسَّيِّدِ أَنْ يَفْعَلَ بِعَبْدِهِ مَا شَاءَ فَكَيْفَ إِذَا كَانَ السَّيِّدُ حَكِيمًا رَحِيمًا لَا يَفْعَلُ شَيْئًا إِلَّا لِحِكْمَةٍ
وَأَنْ يَتَذَكَّرَ أَنَّ الَّذِي ابْتَلَاهُ بِهَذَا الْبَلَاءِ قَدْ أَنْعَمَ عَلَيْهِ بِسَائِرِ النِّعَمِ فَلَوْ نَظَرَ إِلَى النِّعَمِ لَرَأَى أَنَّ الْبَلَاءَ مُنْغَمِرٌ فِي هَذِهِ النِّعَمِ
وَأَنْ يَتَذَكَّرَ أَنَّ ابْتِلَاءَ اللَّهِ لَهُ لِنَفْعِهِ هُوَ فَإِمَّا أَنَّ اللَّهَ يُذَكِّرُهُ مِنْ غَفْلَتِهِ وَإِمَّا أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُكَفِّرُ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَإِمَّا أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَرْفَعُ دَرَجَتَهُ وَهَذَا يُعِينُهُ بِإِذْنِ اللَّهِ عَلَى الصَّبْرِ
هَذَا مِنْ جِهَةٍ وَمِنْ جِهَةٍ أُخْرَى أُوْصِيْهِ بِفِعْلِ الْأَسْبَابِ الْمَشْرُوعَةِ مِنَ الرُّقْيَةِ وَأَنْ يُكْثِرَ مِنَ الْقِرَاءَةِ عَلَى نَفْسِهِ وَلَا سِيَّمَا بِآيَاتِ السِّحْرِ وَالْحَسَدِ
وَلَا بَأْسَ أَنْ يَجْمَعَ سَبْعَ وَرَقَاتِ سِدْرٍ خَضْرَاءَ وَيَدُقَّهَا وَيَجْعَلَهَا فِي مَاءِ زَمْزَمَ وَيَقْرَأَ عَلَيْهَا وَيَشْرَبَ هَذَا وَيَغْتَسِلَ بِهِ
وَلَا بَأْسَ أَنْ يَجْمَعَ الزُّهُورَ الْبَرِّيَّةَ يَجْمَعَ الزُّهُورَ الْبَرِّيَّةَ الَّتِي فِي الْبَرِّ وَيَضَعَهَا فِي مَاءٍ وَيَشْرَبَهَا فَإِنَّ هَذَا وَارِدٌ عَنِ السَّلَفِ وَارِدٌ عَنِ السَّلَفِ الصَّالِحِ وَهُوَ مِنَ الْأَدْوِيَةِ الْحِسِّيَّةِ وَهُوَ مِنَ الْأَدْوِيَةِ الْحِسِّيَّةِ الَّتِي تَثْبُتُ بِالتَّجْرِبَةِ
وَأَنْ لَا يَسْتَعْجِلَ وَلَا يَتَسَخَّطَ بَلْ يَصْبِرُ وَيَعْمَلُ وَيُوقِنُ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ مَا أَنْزَلَ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ دَوَاءً مَعَ الْإِكْثَارِ الشَّدِيدِ مِنَ الدُّعَاءِ أَنْ يَرْفَعَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهُ هَذَا الْبَلَاءَ