Menyentuh K3m4luan Membatalkan Wudhu? – Syaikh Utsman al-Khamis #NasehatUlama

Semoga Allah melimpahkan kebaikan untuk Anda.
Anda berkata—semoga Allah melindungi Anda—dalam kitab Anda,

“Masalah-Masalah Penting:
Pertama, bahwa disunahkan untuk berwudu,
tapi tidak diwajibkan, karena menyentuh zakar, yakni kemaluan.

berdasarkan hadis Busrah binti Ṣafwān—semoga Allah meridainya—
bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Barang siapa menyentuh kemaluannya, maka dia harus berwudu.’ (HR. Abu Dawud),

dan juga hadis Talq bin Ali, dia berkata
bahwa seorang laki-laki berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku menyentuh kemaluanku, …’
atau dia berkata, ‘Jika seseorang menyentuh…’

‘Jika seseorang menyentuh kemaluannya ketika salat,
apakah dia wajib berwudu lagi?’
Beliau bersabda, ‘Tidak, karena itu hanya bagian dari dirimu.’ (HR. An-Nasa’i).”

Ya, ini adalah masalah yang diperselisihkan,
yakni masalah menyentuh zakar.
Yang dimaksud dengan menyentuh zakar di sini
adalah secara langsung, yakni tanpa pembatas.

Adapun jika disentuh dari atas pakaian,
maka tidak ada satu pun pendapat yang mengatakan demikian.

Jadi, yang dipermasalahkan adalah jika kulit tangan menyentuh kulit kemaluan.
Inilah yang diperbincangkan para ulama,
baik menyentuh kemaluan atau menyentuh lubang dubur,
atau menyentuh lubang anus, di sini ada silang pendapat.

Apakah wudu seseorang batal karena hal ini ataukah tidak?
Ada pendapat bahwa wudunya batal secara mutlak.
Ada pendapat bahwa wudunya tidak batal secara mutlak.

Juga ada pendapat bahwa wudunya batal jika disertai syahwat.
Adapun jika tanpa syahwat, maka wudunya tidak batal.

Yang lebih tepat—dan ilmu ada di sisi Allah Tabāraka wa Ta’ālā—
bahwa wudunya tidak batal,
kecuali jika keluar sesuatu dari kemaluannya,
dan bahwa “Hukum asal sesuatu adalah tetap sebagaimana sebelumnya, …”
Demikian.

====

أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكُمْ

قُلْتُمْ حَفِظَكُمُ اللهُ فِي مُصَنَّفِكُمْ

مَسَائِلُ مُهِمَّةٌ

الْأُوْلَى يُسَنُّ الْوُضُوءُ

وَلَا يَجِبُ مِنْ مَسِّ الذَّكَرِ أَيْ الْفَرْجِ

لِحَدِيثِ بُسْرَةَ بِنْتِ صَفْوَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ

وَلِحَدِيثِ طَلْقِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ

قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ مَسَسْتُ ذَكَرِيْ

أَوْ قَالَ: أَوْ الرَّجُلُ يَمَسُّ

أَوْ الرَّجُلُ يَمَسُّ ذَكَرَهُ فِي الصَّلَاةِ

أَعَلَيْهِ وُضُوْءٌ؟

قَالَ: لَا إِنَّمَا هُوَ بَضْعَةٌ مِنْكَ

نَعَمْ هَذِهِ مَسْأَلَةٌ خِلَافِيَّةٌ

يَعْنِي مَسُّ الذَّكَرِ

وَالْمَقْصُودُ بِمَسِّ الذَّكَرِ

أَيْ بِالْمُبَاشَرَةِ بِدُونِ وَاسِطَةٍ

أَمَّا إِذَا كَانَ مِنْ فَوْقِ الثِّيَابِ

هَذَا لَا يَنْطَبِقُ قَولًا وَاحِدًا

وَلَكِنْ الْكَلَامُ فِيمَا إِذَا مَسَّتْ بَشَرَةُ الْيَدِ بَشَرَةَ الْفَرْجِ

هَذَا الَّذِي تَكَلَّمَ فِيهِ أَهْلُ الْعِلْمِ

سَوَاءً كَانَ لَمَسَ ذَكَرَهُ أَوْ لَمَسَ حَلَقَةَ الدُّبُرِ

أَوْ لَمَسَ حَلَقَةَ الدُّبُرِ هُنَا وَقَعَ الْخِلَافُ

هَلْ يَنْتَقِضُ الْوُضُوءُ بِهَذَا أَوْ لَا يَنْتَقِضُ؟

هُنَاكَ قَوْلٌ أَنَّهُ يَنْتَقِضُ مُطْلَقًا

وَهُنَاكَ قَوْلٌ لَا يَنْتَقِضُ مُطْلَقًا

وَهُنَاكَ قَوْلٌ أَنَّهُ إِنْ كَانَ بِشَهْوَةٍ انْتَقَضَ

وَإِنْ لَمْ يَكُنْ بِشَهْوَةٍ لَمْ يَنْتَقِضْ

وَالْأَقْرَبُ وَالْعِلْمُ عِنْدَ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

أَنَّهُ لَا يَنْتَقِضُ

إِلَّا إِذَا خَرَجَ شَيْءٌ مِنَ الذَّكَرِ

وَالْأَصْلُ بَقَاءُ مَا كَانَ عَلَى مَا كَانَ

نَعَمْ

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.