Manakah yang lebih utama dilakukan di waktu sahur: membaca Al-Qur’an atau beristigfar?
Yang paling utama di waktu sahur adalah seseorang melaksanakan Salat Malam semampunya, kemudian menutupnya dengan Salat Witir.
Yang paling utama adalah Salat Malam 11 rakaat, dengan salam setiap dua rakaat. Karena inilah tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara umum. Dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, lalu ditutup dengan satu rakaat witir. Total sebelas rakaat. Inilah yang paling utama dan paling sempurna.
Namun jika seseorang menambah dari sebelas rakaat, tidaklah mengapa, karena hal ini lapang.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salat malam itu dua rakaat-dua rakaat Jika salah seorang dari kalian khawatir masuk waktu Subuh, hendaklah ia berwitir dengan satu rakaat.” (HR. Bukhari, disampaikan oleh Syaikh secara makna).
Kemudian setelah selesai dari Salat Malam dan witir, maka yang paling utama adalah menyibukkan diri dengan istigfar. Karena istigfar di waktu tersebut memiliki keutamaan khusus. Allah ‘Azza wa Jalla telah memuji orang-orang yang beristigfar di waktu sahur dalam dua tempat dalam kitab-Nya yang mulia.
Allah berfirman, “Dan orang-orang yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17).
Allah berfirman, “Dan di waktu sahur mereka memohon ampun.” (QS. Adz-Dzariyat: 18).
Ini menunjukkan bahwa istigfar di waktu sahur memiliki kekhususan tersendiri dan keutamaan yang lebih besar.
Sebagian ulama berkata, dan hikmahnya —wallahu a’lam—adalah karena mereka (para orang saleh) telah beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan telah melaksanakan Salat Malam sesuai yang Allah takdirkan, dan menutupnya dengan witir, tapi mereka tidak merasa ujub (berbangga diri) dengan amalan mereka. Justru mereka menganggap bahwa dengan semua ibadah itu, mereka masih merasa kurang, sehingga mereka memohon ampun kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Inilah sikap yang paling sempurna pada seorang hamba: ia melakukan amal-amal saleh yang besar, tapi tetap merasa dirinya masih kurang dan tidak merasa ujub (berbangga diri).
Sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim rahimahullah:
“Jika engkau melakukan suatu amal, lalu setelahnya merasa bangga diri, maka itu tanda bahwa amal tersebut tidak diterima.” Namun jika engkau melakukan suatu amal lalu merasa kurang, dan berkata, ‘Aku memohon kepada Allah agar amal itu diterima-Nya,’ serta engkau memohon ampun kepada Allah ‘Azza wa Jalla, maka ini bisa jadi tanda bahwa amal itu diterima.
Para orang saleh itu telah beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla,dan Salat Malam semampu mereka, lalu mereka menutupnya dengan istigfar.
Maka amalan paling utama yang dilakukan di waktu sahur setelah Salat Malam adalah istigfar.
====
أَيُّهُمَا أَفْضَلُ فِي السَّحَرِ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ أَوِ الِاسْتِغْفَارُ؟
الْأَفْضَلُ فِي وَقْتِ السَّحَرِ أَنَّ الْإِنْسَانَ يُصَلِّي مَا تَيَسَّرَ ثُمَّ يَخْتِمُ ذَلِكَ بِالْوِتْرِ
وَالْأَفْضَلُ أَنْ يُصَلِّيَ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً مَثْنَى مَثْنَى لِأَنَّ هَذَا هُوَ غَالِبُ هَدْيِ النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَخْتِمُ ذَلِكَ بِوَاحِدَةٍ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً هَذَا هُوَ الْأَفْضَلُ وَالْأَكْمَلُ
وَإِنْ زَادَ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً فَلَا بَأْسَ فَإِنَّ الْأَمْرَ وَاسِعٌ
وَالنَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ يَقُولُ صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمْ الصُّبْحَ فَلْيُوتِرْ بِوَاحِدَةٍ
ثُمَّ بَعْدَ فَرَاغِهِ مِنْ صَلَاةِ اللَّيْلِ وَالْوِتْرِ الْأَفْضَلُ أَنْ يَشْتَغِلَ بِالِاسْتِغْفَارِ لِأَنَّ الِاسْتِغْفَارَ فِي هَذَا الْوَقْتِ لَهُ فَضِيْلَةٌ وَقَدْ أَثْنَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى الْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالأَسْحَارِ فِي مَوْضِعَيْنِ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ
فَقَالَ وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالأَسْحَارِ
وَقَالَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
وَهَذَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ لِلِاسْتِغْفَارِ فِي وَقْتِ السَّحَرِ خُصُوصِيَّةً وَلَهُ مَزِيدُ فَضِيلَةٍ
قَالَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ وَالْحِكْمَةُ مِنْ ذَلِكَ وَاللَّهُ أَعْلَمُ هُوَ أَنَّ هَؤُلَاءِ تَعَبَّدُوا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَصَلُّوْا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُمْ أَنْ يُصَلُّوا وَخَتَمُوا ذَلِكَ بِصَلَاةِ الْوِتْرِ وَلَمْ يُعْجَبُوا بِعَمَلِهِمْ هَذَا بَلْ رَأَوْا أَنَّهُمْ مَعَ ذَلِكَ كُلَّهُ أَنَّهُمْ مُقَصِّرُوْنَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
وَهَذَا أَكْمَلُ مَا يَكُونُ لِلْعَبْدِ أَنْ يَعْمَلَ الْأَعْمَالَ الصَّالِحَةَ الْعَظِيمَةَ وَمَعَ ذَلِكَ يَشْعُرُ بِالتَّقْصِيْرِ وَلَا يَشْعُرُ بِالْعُجْبِ
وَكَمَا قَالَ ابْنُ الْقَيِّمِ رَحِمَهُ اللَّهُ
إِذَا عَمِلْتَ عَمَلًا ثُمَّ شَعَرْتَ بَعْدَهُ بِالْعُجْبِ فَهَذَا دَلِيلٌ عَلَى عَدَمِ قَبُولِهِ لَكِنْ إِذَا عَمِلْتَ عَمَلًا ثُمَّ تَشْعُرُ بِالتَّقْصِيْرِ وَتَقُوْلُ أَسْأَلُ اللَّهَ الْقَبُولَ وَتَسْتَغْفِرُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فَهَذَا قَدْ يَكُونُ أَمَارَةً عَلَى قَبُولِهِ
فَهَؤُلَاءِ الصَّالِحُوْنَ تَعَبَّدُوا اللَّهَ وَجَلَّ وَصَلَّوا مِنَ اللَّيْلِ مَا صَلَّوْا ثُمَّ خَتَمُوا ذَلِكَ بِالِاسْتِغْفَار
فَأَفْضَلُ مَا يُفْعَلُ فِي وَقْتِ السَّحَرِ بَعْدَ صَلَاةِ اللَّيْلِ هُوَ الِاسْتِغْفَارُ