Dari sini, apa yang para ulama–rahimahumullah–katakan? Mereka berkata bahwa Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika mengabarkan tentang fitnah-fitnah yang akan terjadi –tanpa memandang besar kecilnya fitnah itu–dan ketika beliau berbicara tentang kekacauan situasi serta berita-berita kekacauan, tentang peristiwa akhir zaman dan tanda-tanda kiamat, para ulama mengatakan: Itu bukan sekadar untuk menakut-nakuti, dan bukan pula hanya untuk memberi peringatan.
Bukan pula sekadar menyampaikan kabar tentang dekatnya hari kiamat atau berubahnya keadaan manusia. Tidak. Namun, itu semua disampaikan agar orang-orang bersegera untuk beramal, bahkan semakin giat dalam beramal. Mengapa?
Karena ada seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, “Kapan terjadinya kiamat?” Apa jawaban Nabi kepada penanya itu? Beliau bersabda, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Dalam riwayat lain: “Aduhai! Apa yang telah engkau persiapkan untuk itu?”
Mengapa engkau sibuk bertanya kapan datangnya kiamat besar ataupun kiamat kecil? Apa yang sudah engkau siapkan? Jadi, ketika engkau membicarakan fitnah-fitnah, janganlah membicarakannya hanya untuk menakut-nakuti atau agar orang-orang mengangguk-angguk saja, atau agar tampak kesan bahwa itu memunculkan rasa takut semata. Itu memang bagus. Namun, apa yang telah engkau kerjakan (untuk menghadapinya)?
Oleh sebab itu, Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Hikmah dari hadis-hadis ini — yakni hadis-hadis tentang fitnah dan berita akhir zaman —adalah untuk membangunkan orang-orang yang lalai, serta memotivasi mereka untuk bertobat dan bersiap-siap.”
Beliau menambahkan, “Kabar-kabar ini adalah nasihat yang menggugah hati, agar hati kembali kepada Allah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib, Maha Suci dan Maha Tinggi.”
Maka, hamba yang teguh lagi beriman adalah orang yang ketika mendengar kabar-kabar seperti ini, ia termotivasi untuk beramal, bersikap teguh, mempersiapkan diri, menjauh dari kerugian dan berusaha tetap teguh dalam keimanan.
Sedangkan orang yang berpaling, sibuk menafsirkan dengan takwil-takwil pribadi serta hanyut dalam khayalan-khayalan yang menyesatkan.
Ulama berkata, “Hadis-hadis itu adalah kabar-kabar yang bertujuan menambah keimanan, menegakkan hujah, serta mendorong kepada amal dan ketaatan yang lebih banyak.”
====
وَمِنْ هُنَا الْعُلَمَاءُ رَحِمَهُمُ اللَّهُ مَاذَا قَالُوا؟ قَالُوا إِنَّ نَبِيَّنَا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَمَا أَخْبَرَ عَنِ الْفِتَنِ بِغَضِّ النَّظَرِ عَنْ كِبَرِهَا وَصِغَرِهَا وَتَكَلَّمَ عَنِ اضْطِرَابِ الْأَحْوَالِ وَعَن أَنْبَاءِ الْهَرْجِ وَعَن حَوَادِثِ آخِرِ الزَّمَانِ وَأَشرَاطِ السَّاعَةِ قَالَ الْعُلَمَاءُ لَيْسَ مِنْ أَجْلِ التَّخْوِيْفِ وَلَا الْإِنْذَارِ وَحْدَهُ
وَلَا لِمُجَرَّدِ الْإِخْبَارِ بِاقْتِرَابِ الزَّمَانِ وَتَغَيُّرِ النَّاسِ لَا إِنَّمَا مِنْ أَجْلِ الِاشْتِغَالِ بِالْعَمَلِ وَالْمَزِيْدِ مِنْهُ لِمَاذَا؟
لِأَنَّ الرَّجُلَ الَّذِي جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَأَلَهُ مَتَى السَّاعَةُ؟ مَاذَا قَالَ لِلسَّائِلِ؟ قَالَ لَهُ مَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا؟ وَفِي رِوَايَةٍ وَيْلَكَ مَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا؟
لِيشْ أَنْتَ تَسْأَلُ مَتَى تَقَعُ السَّاعَةُ الْكُبْرَى وَلَا الصُّغْرَى؟ مَاذَا اسْتَعَدْتَ؟ مَاذَا أَعْدَدْتَ؟ إِذًا حِيْنَمَا تَتَكَلَّمُ عَنِ الْفِتَنِ لَا تَتَكَلَّمْ عَنْهَا بِحَيْثُ مِنْ أَجْلِ تَهْوِيلٍ وَمِنْ أَجْلِ أَنَّ الْوَاحِدَ يَهُزُّ رَأْسَهُ أَوْ مِنْ أَجْلِ أَنْ يُظْهِرَ الْفِعْلَ فِيْهِ نَوْعٌ مِنَ التَّخَوُّفِ هَذَا جَيِّدٌ وَلَكِنْ مَاذَا عَمِلْتَ؟
وَلِهَذَا الْحَافِظُ ابْنُ الْحَجَرِ يَقُولُ وَالْحِكْمَةُ مِنْ هَذِهِ الْأَحَادِيثِ يَعْنِي هَذِهِ أَحَادِيثُ الْفِتَنِ وَالْأَنْبَاءِ إِيْقَاظُ الْغَافِلِيْنَ وَالْحَثُّ عَلَى التَّوْبَةِ وَالِاسْتِعْدَادِ
قَالَ فَهَذِهِ الْأَخْبَارُ مَوَاعِظُ تَزْجُرُ الْقُلُوبَ لِتُقْبِلَ عَلَى عَلَّامِ الْغُيُوبِ جَلَّ وَعَلَا
فَالْعَبْدُ الْحَازِمُ الْمُؤْمِنُ مَنْ إِذَا سَمِعَ هَذِهِ الْأَخْبَارَ قَادَهُ ذَلِكَ إِلَى الْعَمَلِ وَالْحَزْمِ وَالِاسْتِعْدَادِ وَالْخُسْرَانِ وَالثَّبَاتِ
وَلِمَن أَعْرَضَ وَاشْتَغَلَ بِالتَّأْوِيلَاتِ الَّذِيْ يُفَسِّرُ وَالتَّخَيُّلَاتِ الصَّارِفَةِ
قَالَ فَهِيَ أَخْبَارٌ وَأَنْبَاءٌ لِزِيَادَةِ الْإِيمَانِ وَإِقَامَةِ الْحُجَّةِ وَمَزِيْدِ الْعَمَلِ وَالطَّاعَةِ