Hal-hal mubah yang berlebihan. Inilah perkara-perkara sia-sia yang menghabiskan waktu. Betapa banyak waktu, wahai saudara-saudaraku, yang hilang untuk hal-hal tak berguna. Betapa banyak begadang di malam hari dan waktu yang dibuang sia-sia oleh orang-orang yang begadang.
Dalam urusan yang — menurut mereka — alhamdulillah bukan haram, lalu mereka menghiasinya bagi diri mereka sendiri. Namun waktu jauh lebih berharga untuk dihabiskan pada hal-hal remeh seperti itu. Waktu itu bagaikan emas (dzahab), sebagaimana ungkapan. Jika kamu tidak memanfaatkannya, ia akan lenyap (dzahab). Bahkan, demi Allah, waktu lebih berharga daripada emas, wahai saudara-saudara. Karena emas bisa hilang darimu lalu kembali lagi. Sedangkan waktu yang berlalu telah sirna, sementara yang diangankan masih gaib.
Sedangkan bagimu hanyalah waktu yang sedang kamu jalani ini. Detik inilah yang benar-benar berada di hadapanmu. Adapun masa lalu telah berakhir, dan masa depan masih gaib, yang tidak diketahui kecuali oleh Allah ‘Azza wa Jalla.
Membuang waktu dengan berlebihan dalam perkara mubah adalah tipu daya setan. Karena jika setan tidak mampu menggoda manusia untuk berbuat maksiat, maka ia akan menggodanya dalam hal apa, saudara-saudara? Dalam berlebih-lebihan pada perkara mubah dan membuang-buang waktu.
Silakan bandingkan pandangan mata sebagian besar manusia yang tertuju ke gawai (gadget) mereka, dengan pandangan mata mereka pada Kitabullah ‘Azza wa Jalla (Al-Qur’an). Allahul Musta’an. Adakah perbandingannya? Demi Allah, wahai saudara-saudara, berjam-jam berlalu begitu saja untuk perkara mubah yang sia-sia, pada hal-hal yang dianggap baik. Dia menonton hal-hal menarik dan sesuatu yang menghibur, dan bersenang-senang dengannya. Hingga itu menguasai pikirannya dan menyandera akalnya. Bahkan, kadang sampai kecanduan. Laa haula wa laa quwwata illa billah!
Sehingga akalnya tersandera oleh gawai (gadget) itu. Padahal Kitabullah berisi obat penawar dan cahaya, petunjuk, kebaikan, dan keberkahan yang tiada pernah habis. Allahul Musta’an. Ada orang yang berhari-hari tidak pernah melihat Al-Qur’an. Padahal Al-Qur’an dapat dibuka di gawai (gadget) juga. Sangat tidak dianjurkan sikap abai seperti ini dijadikan sebagai kebiasaan, kecuali jika ada kebutuhan mendesak. Namun, ketika tidak ada kebutuhan, maka melihat Al-Qur’an adalah yang utama.
(Seperti dalam doa), “Ya Allah, jadikanlah Al-Qur’an yang agung sebagai musim semi hatiku, cahaya dadaku, penghapus dukaku, dan pelenyap resahku.” Menatap layar perangkat-perangkat ini punya banyak efek negatif, terlebih bagi anak-anak. Ada dampak buruknya, dan kamu bisa dengar sendiri bagaimana teriakan anak kecil agar dibolehkan menggunakan benda itu?! Allahul Musta’an.
=====
فُضُولُ الْمُبَاحَاتِ هَذِه هِيَ الْفُضُولُ الَّتِي تُهْدَرُ بِهَا الْأَوْقَاتُ كَمْ مِنَ السَّاعَاتِ تَذْهَبُ يَا إِخْوَانِي فِي الْفُضُولِ أَوْقَاتٌ وَكَمْ مِنَ السَّهَرِ فِي اللَّيْلِ وَالسَّاعَاتِ يَقْضِيهَا السَّاهِرُونَ
فِي أُمُورٍ الْحَمْدُ لِلَّهِ مَا هِيَ بِحَرَامٍ وَكَذَا يُزَيِّنُونَ لِأَنْفُسِهِمْ لَكِنَّ الْوَقْتَ أَغْلَى مِنْ أَنْ يُهْدَرَ يَا إِخْوَانِي فِي هَذِهِ التَّوَافِهِ وَالْوَقْتُ كَمَا قِيلَ مِنْ ذَهَبٍ مَا لَمْ تَسْتَفِدْ مِنْهُ ذَهَبَ بَلْ وَاللَّهِ أَغْلَى مِنَ الذَّهَبِ يَا إِخْوَاةُ إِذِ الذَّهَبُ يُمْكِنُ أَنْ يَذْهَبَ عَنْكَ وَيَأْتِيكَ وَأَمَّا الْوَقْتُ مَا مَضَى فَاتَ وَالْمُؤَمَّلُ غَيْبٌ
وَلَكَ السَّاعَاتُ الَّتِي أَنْتَ فِيهَا اللَّحْظَةُ الَّتِي أَنْتَ فِيهَا هِيَ الَّتِي بَيْنَ يَدَيْكَ أَمَّا الْمَاضِي انْتَهَى وَالْمُسْتَقْبَلُ غَيْبٌ لَا يَعْلَمُهُ إِلَّا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
وَإِهْدَارُ الْأَوْقَاتِ يَا إِخْوَانِي بِفُضُولِ الْمُبَاحَاتِ هَذَا مِنَ الشَّيْطَانِ لِأَنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا عَجِزَ عَنِ الْإِنْسَانِ فِي الْمَعَاصِي أَتَاهُ فِي مَاذَا يَا إِخْوَانُ؟ فِي التَّوَسُّعِ بِالْمُبَاحَات وَإِضَاعَةِ الْأَوْقَاتِ
وَلَكَ أَنْ تُقَارِنَ بَيْنَ نَظَرِ الْكَثِيرِ مِنَ النَّاسِ فِي الْجُوَالِاتِ وَنَظَرِهِمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ اللَّهُ الْمُسْتَعَانُ فِيهِ مُقَارَنَةٌ؟ وَاللَّهِ يَا إِخْوَانُ سَاعَاتٌ سَاعَاتٌ تَذْهَبُ فِي فُضُولِ الْمُبَاحَاتِ فِي الشَّيْءِ الَّذِي يُظَنُّ فِيهِ الْخَيْرُ يَشُوْفُ أَشْيَاءَ مُمْتِعَةً وَأَشْيَاءَ مُسْلِيَةً وَيَسْلُو بِهَاحَتَّى تَأْخُذَ لُبَّهُ وَتَأْسِرَ عَقْلَهُ حَتَّى رُبَّمَا أُصِيبَ بِالْإِدْمَانِ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
فَصَارَ عَقْلُهُ رَهِينَةَ هَذَا الْجِهَازِوَكِتَابُ اللَّهِ الَّذِي فِيهِ الشِّفَاءُ وَالنُّورُ وَفِيهِ الْهُدَى وَالْخَيْرُ وَفِيهِ الْبَرَكَاتُ الَّتِي لَا تَنْقَضِي اللَّهُ الْمُسْتَعَانُ رُبَّمَا يَمُرُّ عَلَى الْإِنْسَانِ أَيَّامًا مَا نَظَرَ فِيهِ مَعَ أَنَّهُ يُقْدَرُ النَّظَرُ حَتَّى فِي الْجَوَّالِ مَا يُحَبَّذُ حَقِيقَةً أَنْ يُتَّخَذَ هَذَا عَادَةً لَكِنْ عِنْدَ الْحَاجَةِ أَمَّا عِنْدَ عَدَمِ الْحَاجَةِ فَالنَّظَرُ فِي كِتَابِ اللَّهِ يَا إِخْوَانِي هُوَ الْأَصْلُ
أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْانَ الْعَظِيمَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُورَ صَدْرِي وَجِلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي النَّظَرُ فِي هَذِهِ الأَجْهِزَةِ يَعْنِي لَهُ مَسَاوِئُ لَا سِيَّمَا عَلَى الصِّغَارِ وَلَهُ أَضْرَارٌ وَلَكَ أَنْ تَسْمَعَ صِيَاحَ الصَّغِيْرِ كَيْفَ يَصِيْحُ هُوَ حَتَّى يُمَكَّنَ مِنْ هَذَا الْجِهَازِ اللَّهُ الْمُسْتَعَانُ