Wasiat yang keempat:
Jadilah engkau termasuk Ahlul Qur’an (keluarga Al-Qur’an) yang sejati. Engkau tidak akan menjadi Ahlul Qur’an yang sejati hanya dengan banyak membacanya. Tidak pula dengan hanya menguasai hafalannya. Namun, engkau tidak akan menjadi Ahlul Qur’an kecuali dengan mengamalkannya.
Sebagaimana dikatakan oleh Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah: “Al-Qur’an diturunkan untuk diamalkan. Namun, manusia menjadikan sekadar membacanya sebagai amal itu sendiri.”
Diriwayatkan dalam hadis yang sahih bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah memiliki keluarga…” Para sahabat bertanya, “Siapa mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ahlul Qur’an (keluarga Al-Qur’an), mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang pilihan-Nya.” (HR. An-Nasai).
Yang dimaksud dengan Ahlul Qur’an bukanlah hanya orang-orang yang menghafalnya saja, atau sekedar orang yang banyak membacanya saja. Melainkan yang dimaksud adalah orang-orang yang mengamalkan Al-Qur’an, karena itulah tujuan Al-Qur’an diturunkan.
Oleh sebab itu, diriwayatkan dalam hadis yang sahih bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pada hari kiamat akan didatangkan Al-Qur’an dan orang-orangnya yang mengamalkannya…” dengan syarat ini dan orang-orangnya yang mengamalkannya…”
Ini menunjukkan bahwa siapa yang tidak mengamalkan Al-Qur’an, maka dia bukan termasuk Ahlul Qur’an, hanya sekadar ia hafal atau sering membacanya. Maka jadilah Ahlul Qur’an dengan cara bersungguh-sungguh mendidik dirimu untuk mengamalkan Al-Qur’an.
Allah Ta‘ala berfirman: “Orang-orang yang telah Kami berikan kepada mereka Kitab, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenar-benarnya.”
(QS. Al-Baqarah: 121) Banyak ulama salaf berpendapat bahwa maksudnya adalah mereka mengamalkannya. “…mereka membacanya dengan bacaan yang sebenar-benarnya.” maksudnya mereka mengamalkannya.
Oleh karena itu, engkau perlu memahami bahwa mengamalkan Al-Qur’an itu termasuk bagian dari membacanya. Mengerjakan shalat, puasa, zakat, berbakti kepada orang tua, dan selainnya—semua itu adalah bentuk dari tilawah Al-Qur’an. Dalam arti: mengikuti (perintah-perintah Allah dalam Al-Qur’an).
Apa makna firman Allah Subhanahu wa Ta‘ala: “Demi bulan apabila ia mengikutinya (talahā)?” (QS. Asy-Syams: 2) Apa maknanya? “Demi bulan apabila mengikutinya”—yakni mengikuti matahari, artinya: ia datang setelahnya. Jadi, tilawah (التِّلَاوَةُ) itu maknanya adalah mengikuti. Seseorang tidak akan menjadi pembaca Al-Qur’an yang sejati, yang membaca dengan bacaan sebenar-benarnya, kecuali dengan mengikuti Al-Qur’an dan mengamalkannya.
====
الْوَصِيَّةُ الرَّابِعَةُ
كُنْ مِنْ أَهْلِ الْقُرْآنِ حَقًّا وَلَنْ تَكُونَ مِنْ أَهْلِهِ حَقًّا بِمُجَرَّدِ كَثْرَةِ الْقِرَاءَةِ وَلَا أَيْضًا بِإِتْقَانِ الْحِفْظِ بَلْ لَنْ تَكُونَ مِنْ أَهْلِ الْقُرْآنِ إِلَّا بِالْعَمَلِ بِهِ
كَمَا قَالَ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ أُنْزِلَ الْقُرْآنُ لِيُعْمَلَ بِهِ فَاتَّخَذَ النَّاسُ قِرَاءَتَهُ عَمَلاً
قَدْ جَاءَ فِي الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِيْنَ قَالُوا مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّه قَالَ أَهْلُ الْقُرْآنِ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
وَأَهْلُ الْقُرْآنِ لَا يُرَادُ بِهِ مَنْ حَفِظُوهُ فَقَطْ أَوْ أَكْثَرُوا مِنْ قِرَاءَتِهِ فَقَطْ بَلْ يُرَادُ بِهِ الَّذِينَ عَمِلُوا بِالْقُرْآنِ وَهُوَ الَّذِي مِنْ أَجْلِهِ أُنْزِلَ الْقُرْآنُ
وَلِهَذَا جَاءَ فِي الصَّحِيحِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
يُؤْتَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِالْقُرْآنِ وَأَهْلِهِ الَّذِينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ بِهَذَا الْقَيْدِ وَأَهْلِهِ الَّذِينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ
وَهَذَا يُفِيدُ أَنَّ مَنْ لَا يَعْمَلُ بِالْقُرْآنِ لَا يَكُونُ مِنْ أَهْلِهِ بِمُجَرَّدِ حِفْظِهِ أَوْ كَثْرَةِ تِلَاوَتِهِ فَكُنْ مِنْ أَهْلِ الْقُرْآنِ بِمُجَاهَدَةِ نَفْسِكَ عَلَى الْعَمَلِ
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ قَالَ غَيْرُ وَاحِدٍ مِنَ السَّلَفِ أَيْ يَعْمَلُونَ بِهِ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أَي يَعْمَلُونَ بِهِ
وَلِهَذَا يَنْبَغِي أَنْ تَفْهَمَ أَنَّ الْعَمَلَ بِالْقُرْآن يُعَدُّ تِلَاوَةً الصَّلَاةُ الصِّيَامُ الزَّكَاةُ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ هَذَا كُلُّهُ تِلَاوَةٌ لِلْقُرْآنِ بِمَعْنَى الاتِّبَاعِ
مَا مَعْنَى قَوْلِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا مَا مَعْنَاهَا؟ وَالقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا تَلَا الشَّمْسَ أَيْ تَبِعَهَا فَالتِّلَاوَةُ مَعْنَاهَا الِاتِّبَاعُ وَلَا يَكُونُ الْمَرْءُ تَالِيًا لِلْقُرْآنِ حَقًّا الَّذِيْنَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاوَتِهِ إِلَّا بِاتِّبَاعِ الْقُرْآنِ وَالْعَمَلِ بِالْقُرْآنِ