Mengapa Allah Disebut Al-Ghafur Al-Wadud? Rahasia Penyusunan Kata dalam Al-Qur’an

Penulis—semoga Allah merahmatinya—menyebutkan salah satu keindahan dalam pemilihan susunan kata Al-Qur’an: rahasia mengapa nama Al-Wadud (Maha Pengasih) disandingkan dengan Al-Ghafur (Maha Pengampun) dalam firman-Nya, “Dan Dialah Al-Ghafur, Al-Wadud.” (QS. Al-Buruj: 14).

Hal ini karena salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya adalah dengan mengampuni dosa-dosa mereka. Maka, sangat tepatlah penyandingan dua nama yang mulia ini: Al-Ghafur dan Al-Wadud. Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki cara penyusunan kata yang sangat menakjubkan dalam Al-Qur’an.

Ilmu tentang keindahan susunan kata Al-Qur’an ini—meskipun Allah telah memujinya dalam empat ayat—akan tetapi perhatian terhadap ilmu ini sangat sedikit. Padahal, ilmu ini merupakan salah satu wujud paling agung dari kehebatan Al-Qur’an dan bukti ketinggian kedudukannya, serta sarana untuk memahami hikmah dan maksud-maksudnya. Sebab, terkadang dalam ayat Al-Qur’an ditambahkan satu huruf atau satu kata, atau struktur kalimat diubah, atau dua kata disandingkan demi mencapai makna yang dikehendaki. Barang siapa memahami hal ini, niscaya ia menangkap bagian besar dari maksud al-Qur’an.

Sebagai contoh, dalam firman Allah Ta’ala: “sedangkan kami bertasbih menyucikan nama-Mu” (وَنُقَدِّسُ لَكَ), yang terdapat dalam Surah Al-Baqarah. Secara kaidah bahasa, kalimat ini bisa saja diungkapkan: “وَنُقَدِّسُكَ” (tanpa huruf lam). Memang secara tata bahasa, huruf lam boleh dihilangkan. Namun, Al-Qur’an memilih bentuk “nuqaddisu laka” (وَنُقَدِّسُ لَكَ) untuk memberi penekanan lebih betapa para malaikat itu menyucikan nama Allah dan mengagungkan-Nya Subhanahu wa Ta’ala. Pemahaman semacam ini termasuk pencapaian tertinggi dalam memahami Al-Qur’an, akan tetapi banyak orang yang lalai dalam memahaminya.

Dahulu, para salaf memahami “penjelasan Al-Qur’an” sebagai pemahaman makna, bukan sekadar hiasan kata. Bahkan, sejumlah ulama terdahulu menulis kitab dengan judul Fahm Al-Qur’an (Pemahaman al-Qur’an). Dan salah satu jalan untuk memahami Al-Qur’an adalah dengan menelaah keindahan susunan katanya. Maka, penuntut ilmu hendaklah memberikan perhatian besar terhadap ilmu ini. Sebab, ilmu ini belum berkembang sempurna, dan keajaibannya tidak akan pernah habis. Namun ilmu ini bergantung pada sejauh mana Allah Subhanahu wa Ta’ala membukakan bagi hamba-Nya pemahaman dalam menangkap rahasia susunan kata Al-Qur’an Al-Karim. Karena cara penyusunan kata dalam Al-Qur’an memiliki berbagai corak dengan tujuan yang beragam.

Semoga Allah memberi kita kesempatan lain untuk menjelaskannya secara lebih luas. Namun, inti pembahasan ini adalah agar engkau mengetahui bahwa salah satu bentuk keindahan susunan kata Al-Qur’an adalah penyandingan nama-nama Allah yang mulia, di antaranya adalah penyandingan dua nama ini, yaitu Al-Wadud dan Al-Ghafur.

=====

وَقَدْ ذَكَرَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى مِنْ لَطَائِفِ التَّصَرُّفِ الْقُرْآنِيّ السِّرَّ فِي اقْتِرَانِ الْوَدُودِ بِالْغَفُوْرِ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ

وَذَلِكَ أَنَّ مِنْ طَرَائِقِ تَوَدُّدِهِ لِلْخَلْقِ مَغْفِرَتُهُ ذُنُوبَهُمْ فَنَاسَبَ ذَلِكَ الْقَرْنَ بَيْنَ الِاثْنَيْنِ الأَحْسَنَيْنِ الْغَفُورُ وَالْوَدُوْدُ وَاللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى لَهُ فِي الْقُرْآنِ تَصَرُّفٌ عَجِيبٌ

وَهَذَا الْعِلْمُ وَهُوَ عِلْمُ التَّصَرُّفِ الْقُرْآنِيّ مَعَ أَنَّ اللَّهَ أَشَادَ بِهِ فِي أَرْبَعِ آيَاتٍ مِنْه إِلَا أَنَّ الْعِنَايَةَ بِهِ قَلِيلَةٌ مَعَ أَنَّهُ مِنْ أَعْظَمِ مَظَاهِرِ عَظَمَةِ الْقُرْآنِ وَبَيَانِ عُلُوِّهِ وَالْوُقُوفِ عَلَى حِكَمِهِ وَمَقَاصِدِهِ فَقَدْ يُزَادُ حَرْفٌ أَوْ قَدْ يُزَادُ لَفْظٌ أَوْ تُغَيَّرُ جُمْلَةٌ أَو يُقْرَنُ بَيْنَ لَفْظَيْنِ لِمَعْنًى مُقْتَضٍ ذَلِكَ فَمَنْ فَقِهَ هَذَا أَدْرَكَ شَيْئًا عَظِيمًا مِنْ مَقَاصِدِ الْقُرْآنِ

وَمِنْ ذَلِكَ مَثَلًا فِي قَوْلِهِ تَعَالَى وَنُقَدِّسُ لَكَ فِي سُورَةِ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ الْكَلَامَ يَسْتَقِيْمُ لُغَةً بِقَوْلِهِ وَنُقَدِّسُكَ فَأَمْكَنَ تَرْكُ اللَّامِ لَكِنْ جَاءَ التَّصَرُّفُ الْقُرْآنِيُّ عَلَى هَذَا النَّحْوِ لِلْمُبَالَغَةِ فِي تَأْكِيدِ تَنْزِيْهِ الْمَلَائِكَةِ وَتَعْظِيمِهِمْ لِرَبِّهِمْ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَهَذَا الْمُدْرَكُ مِنْ أَعْظَمِ مَدَارِكِ فَهْمِ الْقُرْآنِ إِلَّا أَنَّ النَّاسَ مُقَصِّرُوْنَ فِي فَهْمِهِ

وَقَدْ كَانَ عَامَّةُ مَا يُعْرَفُ بِهِ بَيَانُ الْقُرْآنِ فِي السَّلَفِ هُوَ الْفَهْمُ وَصَنَّفَ جَمَاعَةٌ مِنَ الْأَوَائِلِ كُتُبًا بِاسْمِ فَهْمِ الْقُرْآنِ وَمِنْ مَقَاصِدِ الْفَهْمِ الِاطِّلَاعُ عَلَى التَّصَرُّفِ الْقُرْآنِيِّ وَيَنْبَغِي أَنْ يَعْتَنِيَ طَالِبُ الْعِلْمِ بِهَذَا فَإِنَّ هَذَا الْعِلْمَ لَمْ يَقُمْ عَلَى سُوقِهِ وَلَا تَنْقَضِي عَجَائِبُهُ أَبَدًا بَلْ بِحَسَبِ مَا يَفْتَحُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى لِلْعَبْدِ مِنَ الْفَهْمِ فِي تَصَرُّفِ الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ فَإِنَّ التَّصَرُّفَ فِي الْقُرآنِ الْكَرِيمِ يَأْتِي عَلَى طَرَائِقَ قِدَدًا وَلِمَقَاصِدَ مُخْتَلِفَةٍ

وَلَعَلَّ اللَّهَ يُهَيِّئُ مَقَامًا آخَرَ نَبْسُطُ الْقَوْلَ فِيهِ لَكِنَّ الْمَقْصُودَ أَنْ تَعْلَمَ أَنَّ مِنْ طَرَائِقِ التَّصَرُّفِ الْقُرْآنِيِّ الِاقْتِرَانُ بَيْنَ الْأَسْمَاءِ الْحُسْنَى وَمِنْ جُمْلَتِهَا اقْتِرَانُ هَذَيْن الاِسْمَيْن أَحَدَهِمَا بِالْآخَرِ وَهُوَ الْوَدُودُ وَالْغَفُورُ

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.