Di antara faedah beriman kepada Hari Akhir adalah bersemangat menjalankan ketaatan kepada Allah Ta’ala, karena mengharap pahala di hari itu, dan menjauhi kemaksiatan karena takut akan siksa-Nya pada hari itu.
Inilah salah satu faedahnya. Tidak diragukan, jika seseorang beriman kepada Hari Akhir, niscaya ia akan bersemangat menjalankan ketaatan kepada Allah, karena mengharap pahala-Nya, dan menjauhi kemaksiatan terhadap Allah karena takut akan siksa-Nya.
Faedah kedua: menjadi penghibur bagi orang mukmin atas kenikmatan dunia yang tidak dapat dia raih, dengan kenikmatan dan pahala di akhirat yang dia harapkan. Ya, sebagai penghibur bagi orang beriman. Karena jika orang beriman melihat para pelaku maksiat hidup penuh kenikmatan dengan pakaian, anak-anak, keluarga, istana, dan kendaraan mereka, niscaya ia akan merasa sedih. Namun, jika ia beriman kepada apa yang Allah siapkan baginya di Hari Akhir, niscaya semua itu akan terasa ringan baginya.
Oleh sebab itu, Nabi ‘alaihis shalātu was salām bersabda: “Janganlah kalian makan atau minum dengan wadah emas dan perak, dan jangan pula makan dengan nampannya. Karena itu semua untuk mereka di dunia, dan untuk kalian di akhirat.” (HR. Bukhari).
Juga, ketika Umar bin Khattab radhiyallāhu ‘anhu melihat Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam tidur di atas tikar hingga meninggalkan bekas di tubuh beliau, Umar pun menangis. Nabi bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?” Umar menjawab, “Aku menangis karena Kisra dan Qaishar hidup dalam kemewahan, sementara engkau dalam keadaan seperti ini.” Nabi bersabda, “Tidakkah engkau rela jika dunia untuk mereka, dan akhirat untuk kita?” (HR. Bukhari, disampaikan secara makna).
Tidak diragukan lagi, ini adalah penghibur yang besar bagi orang beriman. Penghiburan semacam ini meringankan beban musibah yang menimpa seseorang. Tidak diragukan bahwa itu meringankan musibah seseorang.
Oleh sebab itu, sebagaimana dikisahkan — seingat saya dari Rabi’ah Al-Adawiyah — ketika ia tertimpa musibah pada jarinya, ia tidak mengeluh atau goyah hatinya. Ia pun ditanya tentang hal itu, dan ia menjawab, “Rasa manis pahalanya membuatku lupa akan pahitnya kesabaran menanggungnya.” Subhanallah! Ucapan indah yang memancarkan cahaya! “Rasa manis pahalanya membuatku lupa akan pahitnya kesabaran menanggungnya.” Karena segala sesuatu dapat terobati dengan lawannya. “Rasa manis pahalanya membuatku lupa akan pahitnya kesabaran menanggungnya.” Yakni, rasa manis pahala menjadi penawar atas pahitnya kesabaran.
Tidak diragukan lagi, ini merupakan penghibur bagi hamba yang beriman. Jika ia beriman kepada Hari Akhir, niscaya ia akan merasakan ketenangan itu.
=====
الْإِيْمَانُ بِالْيَوْمِ الْآخِرِ مِنْ فَوَائِدِهِ الْحِرْصُ عَلَى طَاعَةِ اللَّهِ تَعَالَى رَغْبَةً فِي ثَوَابِ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَالْبُعْدُ عَنْ مَعْصِيَتِهِ خَوْفًا مِنْ عِقَابِ ذَلِكَ الْيَوْمِ
هَذَا مِنْ ثَمَرَاتِهِ لَا شَكَّ أَنَّهُ إِذَا آمَنَ الْإِنْسَانُ بِالْيَوْمِ الْآخِرِ حَرِصَ عَلَى طَاعَةِ اللَّهِ رَغْبَةً فِي إيشِ؟ فِي ثَوَابِهِ وَاجْتَنَبَ مَعْصِيَةَ اللَّهِ خَوْفًا مِنْ عِقَابِهِ
ثَانِيًا تَسْلِيَةُ الْمُؤْمِنِ عَمَّا يَفُوتُهُ مِنْ نَعِيمِ الدُّنْيَا وَمَتَاعِهَا بِمَا يَرْجُوهُ مِنْ نَعِيمِ الْآخِرَةِ وَثَوَابِهَا نَعَمْ تَسْلِيَةُ الْمُؤْمِنِ لِأَنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا رَأَى أَهْلَ الْمَعْصِيَةِ مُنَعَّمِيْنَ بِثِيَابِهِمْ وَأَبْنَائِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَقُصُورِهِمْ وَمَرَاكِبِهِمْ سَوْفَ يَمُوتُ غَمًّا لَكِنْ إِذَا آمَنَ بِمَا أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ فِي الْيَوْمِ الْآخَرِ هَانَ عَلَيْهِ كُلُّ ذَلِكَ
وَلِهَذَا قَالَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ لَا تَشْرَبُوا لَا تَأْكُلُوا فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَا تَأْكُلُوا فِي صِحَافِهَا فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَكُمْ فِي الْآخِرَةِ
وَلَمَّا رَأَى عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَائِمًا عَلَى حَصِيرٍ قَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ بَكَى فَقَالَ لَهُ مَا يُبْكِيكَ؟ قَالَ أَبْكِي لِأَنَّ كِسْرَى وَقَيْصَرَ يَعِيشَانِ فِيمَا يَعِيشَانِ فِيهِ مِنَ النَّعِيمِ وَأَنْتَ عَلَى هَذِهِ الْحَالِ فَقَالَ أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ لَهُمْ الدُّنْيَا وَلَنَا الْآخِرَةُ؟
وَلَا شَكَّ أَنَّ هَذَا تَسْلِيَةٌ عَظِيمَةٌ لِلْمُؤْمِنِ وَالتَّسْلِيَةُ تُهَوِّنُ عَلَى الْإِنْسَانِ الْمُصِيْبَةَ لَا شَكَّ أَنَّهَا تُهَوِّنُ عَلَى الْإِنْسَانِ مُصِيبَةً
وَلِهَذَا قَالَتْ أَظُنُّهَا الرَّابِعَةُ الْعَدَوِيَّةُ وَقَدْ أُصِيبَتْ فِي أَصْبُعِهَا وَلَمْ تَتَرَجَّ وَلَمْ تَتَأَثَّرْ فَقِيلَ لَهَا فِي ذَلِكَ ذَلِكَ فَقَالَتْ إِنَّ حَلَاوَةَ أَجْرِهَا أَنْسَتْنِي مَرَارَةَ صَبْرِهَا سُبْحَانَ اللهِ كَلَامٌ نَضِرٌ عَلَيْهِ النُّورُ إِنَّ حَلَاوَةَ أَجْرِهَا أَنْسَتْنِي مَرَارَةَ صَبْرِهَا لِأَنَّ بِضِدِّهَا تُدَاوَى الْأَشْيَاءُ فَإِنَّ حَلَاوَةَ أَجْرِهَا أَنْسَتْنِي مَرَارَةَ صَبْرِهَا فَحَلَاوَةُ الْأَجْرِ تُقَابِلُ مَرَارَةَ الصَّبْرِ
وَهَذَا لَا شَكَّ أَنَّهُ تَسْلِيَةٌ لِلْعَبْدِ الْمُؤْمِنِ فَإِذَا آمَنَ بِالْيَوْمِ الْآخِرِ حَصَلَ لَهُ ذَلِكَ