“Dan janganlah kamu iri terhadap apa yang Allah karuniakan kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan ada bagian dari apa yang mereka usahakan.” (QS. An-Nisa: 32)
Baik itu berupa warisan, pahala, maupun harta benda. Ayat ini memberi isyarat kepada suatu alternatif: Daripada seseorang iri terhadap apa yang dimiliki orang lain, lebih baik ia beralih kepada apa? Pertama, kepada usaha.
Dikatakan kepadanya, “Berusahalah!” Karena Allah Ta’ala berfirman: “Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan ada bagian dari apa yang mereka usahakan.”
Ini adalah motivasi untuk berusaha; seseorang hendaknya meninggalkan angan-angan kosong, lalu segera bekerja dan berikhtiar. Boleh jadi, ia justru diberi lebih banyak daripada yang diberikan kepada orang lain.
Kedua, dan ini yang paling utama: “…dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.” Maksudnya, jika ia melihat sesuatu pada saudaranya yang membuatnya kagum, hendaklah ia mengucapkan: “Aku memohon kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.” Biarkanlah apa yang dimiliki orang lain tetap menjadi miliknya, jangan mengharapkan karunia itu lenyap darinya karena rasa iri dengki. Jangan pula sekadar menginginkan nikmat serupa, sambil dia duduk berpangku tangan tanpa berusaha, tidak menempuh sebab, dan tidak memohon kepada Tuhannya.
Ayat ini juga mengandung pelajaran bahwa seseorang harus menempuh sebab dengan berusaha, tapi dia tidak boleh bersandar pada usahanya itu. Dia hanya boleh bersandar kepada Tuhannya dalam segala urusannya.
=====
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ
سَوَاءٌ كَانَ مِنَ الْمِيرَاثِ أَوْ كَانَ مِنَ الثَّوَابِ أَوْ كَانَ مِنَ الْمَالِ وَفِي الْآيَةِ إِشَارَةٌ إِلَى الْبَدَلِ بَدَلًا أَنْ يَتَمَنَّى الإِنْسَانُ مَا عِنْدَ الْغَيْرِ أُحِيلَ إِلَى مَاذَا؟ أَوَّلًا إِلَى التَّكَسُّبِ
يُقَالُ لَهُ تَكَسَّبْ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ
فَهُوَ حَثٌّ عَلَى التَّكَسُّبِ أَنَّ الإِنْسَانَ يَتْرُكُ هَذِهِ الْأَمَانِيَ وَيُقْبِلُ عَلَى الْعَمَلِ وَيَعْمَلُ وَيَتَكَسَّبُ فَقَدْ يُؤْتَى أَكْثَرَ مِمَّا أُوتِيَ غَيْرُهُ
وَالْأَمْرُ الثَّانِي وَهُوَ الْأَهَمُّ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ يَعْنِي إِذَا رَأَى شَيْئًا يُعْجِبُهُ مِنْ أَخِيهِ يَقُولُ أَسْأَلُ اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ وَيَبْقَى مَا عِنْدَ الْغَيْرِ لِلْغَيْرِ لَا يَتَمَنَّى زَوَالَهُ حَسَدًا وَلَا حَتَّى يَتَمَنَّى نَعَمْ مِثْلَهُ وَهُوَ قَاعِدٌ لَا يَتَكَسَّبُ وَلَا يَفْعَلُ سَبَبًا وَلَا يَسْأَلُ رَبَّهُ
وَفِيهِ أَنَّ الْإِنْسَانَ يَفْعَلُ السَّبَبَ لَكِنْ لَا يَعْتَمِدُ عَلَيْهِ وَإِنَّمَا يَعْتَمِدُ عَلَى رَبِّهِ فِي كُلِّ أُمُورِهِ